Hasil gambar untuk iman didalam hati

Oleh: Si Pincang
Category TAUHID
23 Rabiul Akhir 1434H
5 March 2013
12:17

Karena di dalam hati manusia pasti ada iman, maka Rosul diutus ke dunia ini bukanlah untuk mengimankan manusia kepada Alloh Ta’ala karena hal itu merupakan pekerjaan yang tahsilul hasil, pekerjaan yang sia-sia, karena didalam JIWA semua manusia itu telah iman, hanya saja manusia itu menyeleweng atau lupa.
Perhatikan Ayat berikut :
AFALAA YANDHURUUNA ILAL IBILI KAIFA KHULIQOT.
WA-ILAS SAMAA-I KAIFA RUFI`AT .
WA-ILAL JIBAALI KAIFA NUSHIBAT.
WA-ILAL ARDLI KAIFA SUTHIHAT.
FADZAKKIR INNAMAA ANATA MUDZAKKIR.
( Al Ghoosyiyah / 17 – 21 ).
Artinya : ” Apakah kamu tidak melihat kepada unta, betapakah unta itu dijadikan ?. Dan apakah kamu tidak melihat kepada langit, betapakah langit  itu ditinggikan ?. Dan apakah kamu tidak melihat kepada bukit-bukit, betapakah bukit-bukit itu ditegakkan ?. Dan apakah kamu tidak melihat kepada bumi, betapakah bumi itu dihamparkan ?. Maka berilah peringatan, sesungguhnya engkau adalah orang yang memberi peringatan “.

Cobalah diangan-angan :
Setelah menyebut unta kok menyebut langit, gunung, dan bumi?
Sedangkan didalam surat Ahzab / ayat 72 diterangkan ; bahwa amanat Alloh itu ditawarkan kepada langit, bumi, dan gunung, lalu siapakah untanya ?
Untanya yang di padang pasir adalah saya dan kita semua yang glinuk-glinuk ini (manusia).
Kemudian ayat tersebut diakhiri dengan :
FADZAKKIR INNAMAA ANTA MUDZAKKIR.
Maka berilah peringatan, sesungguhnya engkau adalah orang yang memberi peringatan “.
Jadi kanjeng Nabi itu hanyalah mengingatkan.
Mengapakah diingatkan ?
Adanya diingatkan, karena manusia itu membawanya tetapi lupa atau tidak tahu akan apa yang dibawa, seperti binatang unta. Dan yang membuat manusia lupa itu banyak sekali sebabnya.

KENDARAANNYA JIWA  SELAMA  MENGEMBARA DI DUNIA
NAFS manusia memang ditugaskan oleh Alloh untuk mengembara di dunia atau menjadi musafir di dunia.
Jadi ANFUS itu bukan penduduk asli dunia, NAFS itu penduduk sana, adapun perlunya kesini adalah untuk mengembara.
Dan berhubung dunia ini adalah materi maka sebelum Nafs turun ke dunia, maka disiapkanlah kendaraannya dulu yaitu Alloh menciptakan yang namanya badan/jisim/jasad.

Didalam surat Al A`rof / ayat 148 disebut jasad :
MIN HULIYYIHIM `IJLAN JASADAN LAHU KHUWAARUN. (Al A`rof / ayat 148).
Artinya : ” Dari perhiasan emas-emas dijadikan anak sapi yang berjasad, dan anak sapi itu memiliki suara “.
Ayat ini ada hubungannya dengan peristiwa yang dialami oleh Nabi Musa ketika munajat di gunung Thursina` selama 40 hari akan menerima Kitab Taurot.
Ketika ditinggal munajat itulah maka salah seorang kaumnya Nabi Musa yang bernama Samiri mengumpulkan perhiasan orang banyak, diantaranya berupa kalung, gelang, dsb, lalu emas tersebut dibentuk menjadi seekor anak sapi, kemudian anak sapi itu disihir sehingga bisa bersuara. Selanjutnya kaumnya Nabi Musa disuruh oleh Samiri untuk menyembah seekor anak sapi tersebut, akhirnya semua kembali musyrik lagi.

Didalam surat Yunus / ayat 92 disebut badan :
FAL YAUMA NUNAJJIIKA BIBADANIKA LITAKUUNA LIMAN KHOLFAKA AAYATAN (Yunus / ayat 92).
Artinya : ” Pada hari ini Kami selamatkan badan engkau (badannya Fir`aun diselamatkan oleh Alloh dari kerusakan), supaya menjadi ayat/tanda bagi orang yang kemudian “.
Jadi badannya Fir`aun sampai sekarang ini masih utuh yakni sekarang dimasukkan kaca di museum Mesir, dimaksudkan agar menjadi ayat atau pelajaran bagi manusia bahwa Fir`aun itu adalah seorang raja kaya yang ma`shiyat kepada Alloh Ta`ala.

Dalam Surat Al Baqoroh / ayat 247 disebut jisim :
BASTHOTAN FIL `ILMI WAL JISM (Al Baqoroh / ayat 247).
Artinya : ” Ilmu yang luas dan jisim yang kuat “.
Mengapa disebut jisim ?
Jisim itu berarti : susunan.
Semua wujud yang tersusun dari beberapa unsur dinamakan jisim.
QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHU `ALAIHI WASALLAM : KHOLAQOLLOOHUL INSAANA MIN ARBA`ATI ASY-YAA-A, MINAL MAA-I WATTUROOBI WANNAARI WARRIIHI.  (Al Hadits).
Kitab Arrohmatuth Thiibi wal Hikmah.
Artinya : Bersabda Rosululloh S.A.W : ” Alloh Ta`ala telah membuat jisimnya manusia itu dari empat perkara, dari air, dari tanah, dari api, dan dari angin “.
Jadi jasmaninya manusia itu disusun dari empat unsur :
  1. Air, mengandung basah :   (ruthoobun).
  2. Tanah/bumi, mengandung kering : (yabisun).
  3. Api, yang  mengandung daya panas : (haarun).
  4. Angin, mengandung dingin : (bardun).
Jadi didalam jasmani manusia itu terkumpulnya api, angin, air, bumi, atau kumpulnya tabi`at panas, dingin, basah, kering.
  • Kadang ada yang kebanyakan apinya sehingga mudah marah.
  • Ada yang kadang lebih banyak anginnya dari pada apinya.
  • Kadang ada yang lebih banyak daya buminya dari pada lainnya.
  • Dan terkadang lebih banyak unsur airnya.
Inilah yang menimbulkan macam-macam tabi`atnya manusia.
Kemudian inti sari dari empat unsur itu diproses oleh Alloh Ta`ala menjadi  (sulaalah) :
WALAQOD KHOLAQNAL INSAANA MIN SULAALATIN MIN THIIN. (Al Mu`minuun).
Artinya : ” Dan sungguh telah Kami ciptakan manusia itu dari sulaalah dari ath thiin “.
Letaknya (sulaalah) itu di tempat yang namanya (ath-thiin).
Sulaalah yang ada di ath-thiin itu diproses menjadi nuthfah yang tempatnya itu antara shulbi wat tarooib :
YAKHRUJU MIN BAINIS SHULBI WAT TAROO-IB. (Ath Thooriq / ayat 7).
Artinya : Yang keluar dari antara Shulbi dan Taroo-ib “.
Setelah bertempat di antaranya lalu diproses oleh Alloh Ta`ala di  (AL ARHAAM) yang ada di alam kandungan, atau kadang-kadang dinamakan  (QOROORIN MAKIIN).
Selama sembilan bulan diproses didalam   (DHULUMAATIN TSALAATS) dan disitulah manusia itu digambar.
Ini sebagaimana diterangkan dalam ayat Alqur-an :
YAKHLUQUKUM FII BUTHUUNI UMMAHAATIKUM KHOLQON MIN BA`DI KHOLQIN FII DHULUMAATIN TSALAATSIN. (Az Zumar / 6).
Artinya : ”      Dia (Alloh) menciptakan kamu dalam perut ibumu, penciptaan demi penciptaan didalam tiga lapis kegelapan “.
HUWALLADZII YUSHOWWIRUKUM FIL ARHAAMI KAIFA YASYAA-U (Ali Imron / 6).
Artinya : ” Dialah Dzat yang menggambar kamu didalam Arham sebagaimana dikehendakiNya “. 
Sebelum manusia dilahirkan, ia diproses dulu selama 40 hari X 3.
Dan setelah diproses selama 40 hari X 3, lalu mulai turun Ruh yang ditiupkan dari Malaikat.
Keterangan ini disebutkan dalam sebuah hadits Nabi :
QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHU `ALAIHI WASALLAM :
INNA AHADAKUM YUJMA`U KHOLQU FII BATHNI UMMI. ARBA`IINA YAUMAN NUTHFATAN, TSUMMA YAKUUNU `ALAQOTAN MITSLA DZAALIKA, TSUMMA YAKUUNU MUDLGHOTAN MITSLA DZAALIKA, TSUMMA YURSALU ILAIHIL MALAKU WAYANFUKHU FIIHIR RUUHU WAYU`MARU BI-ARBA`ATI KALIMAATIN
Artinya : Bersabda Rosululloh S.A.W : ” Sesungguhnya tiap-tiap salah seorang kamu itu dikumpulkan kejadiannya didalam perut ibu. Selama 40 hari kamu menjadi nuthfah, kemudian kamu menjadi `alaqoh selama 40 hari, lalu menjadi mudlghoh selama 40 hari, kemudian Alloh Ta`ala mengutus Malaikat maka Malaikat meniupkan Ruh didalamnya dan perintah menulis empat kalimat “.
Jadi setelah nuthfah ada didalam Arham selama 40 hari X 3 maka barulah ada Ruh dari Unsur Malaikat yakni Malaikat meniupkan Ruh pada jasmani itu tadi.
Tiupan dari Malaikat itu disebut : (JISMUN LATHIIFUN).
Tulisan di atas banyak keterangan yang tersamar tentang Mi’roj manusia, atau kalau di tempat lain disebut MIGRASI JIWA. Cobalah di baca lagi dan di angan-angan..

Post a Comment