Hasil gambar untuk orang kikir


Oleh: si pincang
12 Dzulhijjah 1433H
28 October 2012
20:53

Seseorang dalam menerima rejeki dari Allah ada yang bersifat dermawan namun ada pula yang bersifat kikir.
Sikap dermawan adalah akhlak yangterpuji. Sedangkan sifat kikir adalah sifat yang tercela dan dibenci oleh Allah. Kikir atau bakhil yaitu enggan mengeluarkan sebagian hartanya yang dimilikinya kepada yang berhak menerimanya. Padahal di dalam harta itu ada hak bagi orang fakir miskin dan anak yatim. Maka orang yang bersifat kikir telah berkhianat kepada Allah, karena ia tidak mau menunaikan amanat yang diberikan kepadanya; yaitu berupa harta benda yang telah diterimanya.
Sifat kikir di samping mengakibatkan keburukan bagi dirinya juga dapat menimbulkan kebencian serta permusuhan pada masyarakat umum. 

Dampak negatif yang diterima oleh orang kikir sebagaimana digambarkan dalam Al Quran:
Sekali-kali janganlah orang-orang kikir dengan harta benda yang dikaruniakan oleh Allah dari keutamaanNya itu menyangka bahwa yang demikian itu baik bagi mereka, bahkan hal itu adalah amat buruk untuk mereka sendiri. Harta-harta yang mereka kikirkan (sewaktu di dunia) nanti akan dikalungkan di leher mereka pada hari Kiamat.”
Dan dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang kikir.”
Sabda Nabi saw. dalam hadis lain. “Sesungguhnya Allah membenci kepada orang yang kikir ketika hidupnya yang dermawan di waktu matinya (karena harta warisannya banyak digunakan untuk kebaikan oleh ahli warisnya).”
Adapun dampak negatif yang diterima oleh masyarakat sekelilingnya atas sifat kikir itu ialah dapat menimbulkan pertumpahan darah dan pelanggaran terhadap kehormatan manusia. Karena mereka di dalam menerima karunia Allah tidak diratakan, dan tidak disebarluaskan. Di samping untuk kepentingan diri sendiri juga untuk kepentingan orang lain. Orang-orrang kikir sibuk dengan hartanya, mereka selalu mengumpulkan dan menumpuk hartanya, memelihara dan menjaganya jangan sampai habis binas ditelan masa. Sementara orang-orang yang terlantar, para fakir miskin, yatim piatu merengek-rengek untuk mencari penghidupan, dan makan secukupnya. Maka salah satu jalan untuk mendapatkan harta orang lain itu dan ingin menikmatinya, mereka tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan, mencuri, merampok, dan melanggar hak. Bahkan sampai terjadi pembunuhan.
Karena itu jauh-jauh sebelumnya Rasulullah saw. telah memberikan peringatan tentang bahaya sifat kikir itu, sebagaimana dalam hadis yang artinya, “Jauhilah olehmu sifat kikir, sebab kikir itulah yang menyebabkan kerusakan orang-orang sebelum kamu. Kikir pula yang membawa mereka suka menumpahkan darah sesamanya serta menghalalkan segala apa yang dilarangkan kepada mereka.”
Pada hakikatnya harta kekayaan yang kita terima dari Allah adalah amanat dan titipan belaka. Oleh karena itu waspadalah terhadap amanat ALlah yang berupa harta benda itu. Apabila amanat Allah itu kita tunaikan dengan sebaik-baiknya, artinya kita sedekahkan sebagianharta itu kepada para fakir miskin, kepada jalan-jalan Allah, pembangunan masjid, mushalah, untuk pengembangan pendidikan, dan anak-anak yatim, maka beruntunglah kita dan termasuk golongan orang-orang yang beriman.
Di dalam surat Al Hasyr ayat 9, Allah berfirman, “Barangsiapa yang terjaga (selamat) dari sifat kekiran jiwanya, maka mereka itulah orang-orang yang berbahagia.
Sebaliknya, jika amanat Allah itu kita salahgunakan, kita selewengkan, maka hal yang demikian akan membawa kebinasaan dan kerugian yang sangat besar. Maka tepatlah jika Al Quran berbicara, “Sesungguhnya harta-hartamu dan anak-anakmu itu adalah merupakan fitnah (cobaan)dan Allah itu di sisiNya adalah pahala yang agung.”
Oleh sebab itu Allah telah memperingatkan kepada kita semua agar jangan sampai tertipu oleh harta yang kita miliki, jangan sampai melupakan Allah.
Dalam Al Quran surat Al Munafiqun ayat 9, Allah berfirman, “Wahai sekalian orang-orang beriman, janganlah kamu semua dilalaikan oleh harta-hartamu atau anak-anakmu dari berdzikir (ingat) kepada Allah. Maka barangsiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
Kalau di dalam hati seseorang telah tertanam sifat kikir, maka penyakit itu akan menjalar kepada penyakit-penyakit yang lain. Contohnya ialah muncul sifat rakus. Jika di dalam hati tertanam sifat rakus, maka orang akan disibukkan urusan sehari-hari. Dengan serakah tak henti-hentinya mengumpulkan harta benda. Ia mengira bahwa harta-harta itu dapat menyebabkan hidup kekal. Maka harta yang dimiliki justru akan menjerumuskan dirinya kepada kebinasaan. 
Karena itu harta dapat mencelakakan orang dan menjerumuskan ke neraka. Namun dapat pula dijadikan sebagai sarana untuk mencapai surga. Tergantung bagaimana kita menggunakan karunia Allah berupa rejeki itu. Oleh sebab itu hendaknya kita buang jauh-jauh sifat kikir dan kita berusaha untuk menjadi dermahan, murah hati dan suka bersedekah.  
Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan hidayah, maunah kepada kita semua sehingga kita semua dapat mengerjakan semua perintah-perintahNya dan meninggalkan seluruh laranganNya. Amiin.

Post a Comment