Oleh: Si Pincang
Category Dzikir
27 Syawal 1433H
16 September 2012
04:51

Setiap bayi yang lahir memiliki tingkat kesucian, yang dapat diumpamakan sebuah kertas yang putih polos dan bersih. Kesuciannya berada pada wahana( tempat ) nafs ( jiwa ) atau hawa yg masih bersih dan belum tercemar oleh polusi keduniaan.

Nafs ( hawa/jiwa ) dipasang diantara dua kutub jasmaniyah dan kutub ruhaniyah yg berpusat pada ruh, sehingga nafs ini akan dibolak balikan. Unsur ruhani yaitu ruh itu bersifat suci sebagai utusan Tuhan dalam diri manusia yang dapat membawa sebuah ketetapan atau pedoman hidup.

Sehingga ruh ini dapat berperan sebagai lampu yang memancarkan cahaya kebenaran dari Alloh Swt. Ruh yg membawa lampu atau cahaya dari Tuhannya adalah Ruh Suci atau Ruh Kudus tidak lain adalah seorang Mursyid kamil mukamil.

Dialah (Sang Mursyid ) sebagai juru selamat dan juga juru nasehat untuk hawa, jiwa atau nafs ( Kita ). Jika kita (nafs, jiwa, hawa) tunduk ( mau belajar dzikir ) kepada ruh suci ( Guru Mursyid ) maka akan menghasilkan hawa ( nafs ) yg positif ( Nafsu Mutmainah ).
Sebaliknya jika ( nafs, jiwa, hawa ) tunduk pada keinginan jasad itu disebut sebagai nafsu negatif.

Nafsu negatif ada 3 macam : 
 
Nafsu lawamah ( Kepuasan biologis ; makan, minum, tidur dllnya ).

Nafsu Amarah Berbuat kejahatan atau Angkara Murka, suka marah, akuisme dllnya. 

Sawiyah (Mulhimah). Yaitu suka mengejar kenikmatan psikis; seks, sombong, narsisme, gemar dipuji-puji.

Sedangkan untuk hawa sendiri memiliki 2 kutub nafsu yang bertentangan bisa diibaratkan uang logam yg memiliki 2 sisi ( gambar dan angka ).

Akan tetapi kedua sisi tidak dapat dipisahkan atau dilihat secara bersama-sama. Apabila kita ingin menampilkan gambar maka letakkan angka dibawah dan sebaliknya.

Apabila seseorang mengaku melihat kedua sisinya ( gambar dan angka ) dalam waktu yg sama, maka orang itu bisa dikatakan mempunyai jiwa yg munafik alias kekehidupan yg palsu dan hanya berdasarkan pengakuan belaka alias suka mengaku atau bohong.


Itulah contoh jika orang tidak mau untuk mendalami ilmu dzikir.

Post a Comment