Oleh: Si Pincang

Category ILMU HIKMAH
04 Dzulhijjah 1433H
20 October 2012
14:40

Tiap-tiap orang yang pulang dari menunaikan ibadah Hajji, biasanya membawa oleh-oleh yang dibagi-bagikan kepada orang-orang yang menziarahi. Ada yang membawa kurma, ada yang membawa surban, permata, tasbih, minyak wangi, sajadah dan lain-lainnya.Akan tetapi oleh-oleh asal dari tanah suci yang paling berharga yaitu Ma-uz Zam-Zam.
Dalam Hadist, Artinya : “Air Zam-Zam itu terserah bagi orang yang meminumnya”.
Hadits tersebut keterangan dari Shohabat Jabir.
  • Kalau orang yang sedang lapar, kemudian meminum air Zam-Zam dengan hati minta kepada Alloh supaya hilang kelaparan, maka hilanglah lapar.
  • Orang yang haus minum air Zam-Zam, minta kepada Alloh supaya hilang hausnya, hilanglah haus.
  • Orang yang minta perlindungan kepada Alloh, dengan minum air Zam-Zam, hilanglah kesialan dan macam-macam.
  • Orang yang sedang sakit, minta kepada Alloh diwaktu minum minta kepada Alloh minta sembuh, Alloh mengabulkan permintaannya.
Itulah keterangan-keterangan dalam Hadits.

Siapakah orang yang menemukan air Zam-Zam itu di dunia ini ?
Dari manakah air Zam-Zam itu ?
Air Zam-Zam itu dari sumur Zam-Zam : “Bi`ru Zam-Zam”.
Siapakah yang menemukan di dunia ini, sumur yang sampai tiga ribu tahun lebih sampai sekarang, yang di dunia ini tidak ada sumur yang airnya diminum oleh manusia di seluruh dunia, kecuali sumur Zam-Zam.
Siapakah yang menemukannya ?
Yaitu seorang wanita, bukan orang laki-laki.
Mengapa kok wanita ? Mengapa tidak laki-laki ?
Rosululloh SAW menerangkan :
“Sifat malu itu sepuluh bagian, sembilan bagian ada pada wanita dan satu bagian ada pada orang laki-laki”.
Jadi sifat malu dari iman itu terbagi menjadi sepuluh bagian, yang sembilan bagian sifat Haya` itu ada pada kaum wanita. Oleh sebab itu orang yang paling banyak malunya di dunia, itulah yang dapat menemukan air Zam-Zam.
Alloh Ta’ala telah berfirman dalam Hadits Qudsi :
“Alloh Ta’ala berfirman kepada anak Adam : Wahai manusia, kebaikanKu Aku turunkan kepadamu, tapi keburukanmu kamu naikkan kepadaKu”.
Tiap-tiap detik Aloh Ta’ala menurunkan nikmat kepada manusia tak terbilang banyaknya :
Tetapi manusia karena tipis malunya, tidak mau mensyukuri nikmat Alloh Ta’ala, bahkan menaikkan kekufuran kepada Alloh.
  • Alloh Ta’ala menurunkan nikmat, tapi manusia menaikkan kekufuran kepada Alloh Ta’ala.
  • Alloh Ta’ala menurunkan amanat / kepercayaan kepada manusia, tapi si manusia menurunkan khiyanat kepada Alloh Ta’ala.       Karena sudah koyak sifat malunya kepada Alloh.
  • Alloh Ta’ala menurunkan wahyu untuk kesucian manusia, tapi manusia menaikkan Khobitsah / kekotoran kepada Alloh Ta’ala.
  • Alloh Ta’ala menurunkan anugerah bermacam-macam nikmat kepada manusia, manusia diberi nikmat wujud, nikmat hidup, nikmat akal, nikmat fikir, nikmat ruh, nikmat jisim, nikmat kekuatan, nikmat kesempatan dan sebagainya, akan tetapi kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh Alloh Ta’ala itu dipergunakan oleh manusia untuk menentang Alloh, menentang larangan-larangan Alloh, malah menjauhi perintah-perintah Alloh, karena tidak malunya kepada Alloh.
  • Diperintah tauhid, malah musyrik.
  • Diperintah adil, malah dholim.
  • Diperintah sholeh, malah tholeh.
  • Diperintah iman, malah nifak.
  • Diperintah  syukur, malah kufur.
  • Diperintah amanat, malah khiyanat.
  • Diperintah hasanat, malah sayyi-at.
  • Diperintah birrun, malah fajirun.
  • Diperintah shiddiq, malah kadzib.
  • Diperintah haq, malah bathal.
  • Diperintah taubat, malah tabbat.
  • Diperintah shabar, malah putus asa.
Itulah orang-orang yang tidak malu kepada Alloh.
Orang yang tidak bersifat malu kepada Alloh, hanyalah malu kepada manusia saja adalah mustahil dapat menemukan Ma-uz Zam-Zam ruhaniyyah, itu mustahil. Hanya dengan Ma-uz Zam-Zam ruhaniyyah itulah iman akan hidup, iman menjadi subur, iman akan menumbuhkan amal-amal sholeh dan lain-lainnya.
Untuk apa air Zam-Zam dicari oleh seorang wanita yang namanya Hajar ?
Yakni untuk menghidupkan Ismail yang Ismail waktu itu akan wafat. Dicari di Shofa tidak ketemu, dicari di Marwa tidak ketemu.
Dimanakah air itu ?
Air itu ditemukan oleh Hajar pada telapak kakinya Ismail. Ismail yang dicarikan air itu, akan tetapi air itu ada pada Ismail sendiri. Akhirnya Ismail tertolong oleh air itu, maka air itu pada hakekatnya Ma-ul Hayat.
Sebenarnya Ma-uz Zam-Zam ruhaniyyah itu ada pada tiap-tiap ruh manusia, ada pada tiap-tiap ruh manusia. Sayang ! banyak orang yang minum air Zam-Zam setiap tahun hanya air lahir saja, tapi air bathinnya tetap kering tidak pernah digali masing-masing, itu sayang.
Mengapa demikian ?
Karena belum menjadi Hajar. Hajar artinya orang yang berhijrah.
  • Hijrah dari syirik menuju tauhid.
  • Hijrah dari kadzib menuju shiddiq.
  • Hijrah dari qobiihah menuju hasanah.
  • Hijrah dari nifaq menuju iman.
  • Hijrah dari kufur menuju syukur.
  • Hijrah dari kedholiman menuju keadilan.
Itulah hakekatnya orang yang dinamakan “Hajaro”, baikpun orang laki-laki maupun orang perempuan asal berani hijrah sekarang ini, itulah yang dinamakan Hajar. Itulah yang dapat menemukan Mauz Zam-Zam ruhaniyyah yang ada pada dirinya masing-masing.
Mudah-mudahan kita dapat menemukan Mauz Zam-Zam ruhaniyyah yang ada pada diri kita masing-masing, yang air itu sampai nanti di akhirat tidak akan hilang.
Selamat Berjuang !!

Post a Comment