Bismillah

Dalam kesempatan sekarang ini kami akan mencoba menyampaikan materi pokok bahasan Mahabbah/Cinta, mengandung maksud menyatakan rasa cinta kepada Al-Khaliq.

Dalam hal ini Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 165 ;

artinya: “Orang-orang yang beriman sangat mencintai Allah SWT”

Pengertian ayat tersebut diatas bahwa bukan berarti meniadakan cinta kepada makhluk, tetapi cintanya itu terus terarah hingga menembus sampai kepada Al-Khaliq, dan bahwa cinta kepada yang lain itu selalu dibawah naungan cinta kepada Allah Yang Maha Pencipta.

Seorang yang telah dikaruniai Allah rasa mahabbah kepada-NYA tentu juga akan mencintai dan menyayangi kepada ciptaanNYA, antara lain cinta Tanah Air, sehingga segala keadaannya menjadi terpelihara, teratur, terbina, tertib dan rapih sebagaimana yang diharapkan. Sebaliknya belum tentu seseorang yang mencurahkan rasa cintanya kepada makhluk semata, akan bisa sampai cintanya kepada Al-Khaliq.

Sesungguhnya mahabbah kepada Allah SWT adalah merupakan jembatan emas untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Oleh karena itu orang-orang mukmin yang muttaqin terus berupaya untuk meningkatkan rasa cinta (mahabbah) kepada Allah SWT, dalam rangka memperoleh kebahagiaan didunia dan di akhirat kelak.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 64:

Artinya : “Bagi merekalah segala kebahagiaan dalam penghidupan dunia dan akhirat”.

Kemudian firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 14:

Artinya:”Manusia-manusia dihiasi rasa cinta serta keinginan diantaranya ; cinta kepada istri,kepada anak-anak dan kepada kekayaan yang berlimpah-limpah dari emas dan perak, juga kuda-kuda yang bagus dan binatang ternak lainnya. Demikian juga kepada sawah dan ladang dan kebun-kebun . Itulah kesenangan untuk hidup didunia. Dan kepada Allah itu sebaik-baik tempat kembali”

Pengertian ayat tersebut diatas, ialah janganlah kalah kadar cintanya kepada Allah SWT, dari cintanya kepada makhluk, sehingga Allah berfirman dalam ayat berikutnya dalam surat Al-Fajr ayat 20:

Artinya:”Dan kamu itu hanya mencintai kepada kekayaan saja”

Pengertian ayat tersebut diatas ialah bahwa semua (dunia dan akhirat) sebagai anugrah dari Allah SWT, yang diperuntukkan bagi manusia, akan tetapi manusianya sendiri karena lemah imannya sehingga terlibat hanya mencintai dunia. Oleh karena itu orang yang demikian diancam dalam Al-Qur’an surat At-Taubat ayat 20:

Artinya:”Katakanlah kepada mereka, jadi apabila Bapak-bapakmu, anak-anakmu, istri-istrimu, keluargamu, harta bendamu yang kamu dapati, dan perniagaan yang kamu takut rugi dan tempat-tempat tinggal(rumah) yang selalu kamu senangi melebihi cintamu kepada semuanya dari pada cintanya kepada Allah SWT, dan Rosulnya, serta jihad/berjuang di jalan NYA. Maka tunggulah olehmu sampai Allah SWT, mendatangkan azab-NYA, karena Allah SWT, tidak akan member petunjuk kepada orang fasik(melewati batas)”.

Pengertian ayat tersebut ialah: bahwa kita harus mengupayakan agar cintanya kepada Allah SWT. Jangan terkalahkan oleh cintanya kepada yang lain, yang mana Allah SWT member petunjuk dalam firmanNYA agar umat manusia mengikuti jejak Nabi-NYA.

Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 30:

Artinya :”Katakan oleh mu Muhammad, jika kamu benar-benar cinta kepada Allah, hendaklah ikuti Aku, niscaya Allah menyatakan kasih sayangNYA kepadamu, juga diampuni segala dosa-dosamu, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Pengertian ayat tersebut diatas ialah bahwa kewajiban kita semua mengikuti (menteladani) jejak langkah Nabi yang selalu menjadi panutan dan merupakan standar kita semua yang membawakan dan menyampaikan wahyu Illahi kepada ummat seluruhnya oleh kita semua, sehingga akan menyelamatkan di dunia dan di akhirat kelak.

Dan ajaran Al-Qur’an mencakup zahir bathin, sebagaimana sabda Nabi:

Artinya:”Sesungguhnya petunjuk Al-Qur’an itu meliputi zahir dan bathin”.

Kemudian sebagian isinya untuk mengatur Hablumminallah(hubungan dengan Allah) dan juga mengatur Hablumminannaas(hubungan dengan sesama manusia) dengan segala cara-caranya.

Untuk memiliki rasa cinta/mahabbah kepada Allah, Nabi Muhammad pernah menunjukkan kepada Sayyidina Ali ra.

Artinya:”Ciri – ciri cinta kepada Allah terlebih dahulu cinta dzikir kepadaNYA, dan sebaliknya, cirri-ciri membangkang kepada Allah, enggan dzikir kepadaNYA”. Semoga kita semua termasuk insane yang cinta dzikir kepada Allah agar senantiasa memperoleh rasa mahabbah/cinta kepadaNYA.

Untuk dzikir bisa mengikuti cara-cara di bagian lain blog ini. Semoga bermanfaat !!

Post a Comment